Ringkasan Novel Sang Pemimpi
Merajut Mimpi dari Belitung “ Berkelanalah di atas muka bumi ini untuk menemukan mozaikmu!” (SP: 53) Berawal dari kalimat sederhana itu, Ikal, Arai, dan Jimbron mengkristalisasikan harapan agung mereka dalam satu statement yang sangat ambisius: bersekolah di Prancis. Mengingat keadaan mereka yang sangat terbatas, mungkin kita berpikir bahwa harapan itu hanya akan menjadi mimpi belaka. Namun besarnya kekuatan sebuah mimpi dalam ikatan persahabatan berhasil mewujudkan harapan agung itu. Ikal, Arai dan Jimbron berjuang untuk merajut mimpi mereka di SMA Negeri Bukan Main yang jauh dari kampung. Mereka tinggal di salah satu los di pasar kumuh Magai Pulau Belitong dan bekerja sebagai kuli ngambat untuk memenuhi kebutuhan sekolah. Selama bersekolah, mereka sama seperti anak remaja lainnnya. Banyak kejahilan yang pernah mereka lakukan. Mereka pernah mengejek Pak Mustar saat upacara bendera sehingga harus berlari dan bersembunyi di balik tumpukan peti es yang bau ikan busuk (SP: 11-20).