Cerpen Merdeka Dari Sampah

                                    Merdeka Dari Sampah

            Kumulai hariku dipagi hari ini dengan doa, tak lupa kusalam kedua orangtuaku meminta izin untuk pergi sekolah, lalu aku mulai melangkahkan kaki keluar rumah dengan semangat. Minggu ini adalah minggu kedua di Bulan Agustus. Ya, sebentar lagi adalah HUT Kemerdekaan Indonesia. Karena dikabarkan acara perlombaan tahun ini berbeda, aku pun semakin semangat untuk pergi ke sekolah. Sebelumnya, setiap tahun, acara selalu diisi dengan perlombaan-perlombaan yang monoton. Kuharap tahun ini berbeda.
            Ting tong ting tong, suara bel tanda masuk pun terdengar. Pak Satpam pun mulai menutup gerbang sekolah. Syukurlah aku datang tepat waktu, jadi bisa masuk sebelum pintu gerbang sekolah ditutup.
            “Merry! Cepat baris sini! Kita ada pengumuman tentang tema HUT Kemerdekaan Indonesia!”, seru Putri dengan semangat.
            Ya, inilah pengumuman yang kutunggu sejak tadi pagi. Kuharap tema untuk tahun ini berbeda dan tidak monoton seperti tahun-tahun sebelumnya.
            “Selamat pagi, anak-anak”, sapa Bapak Kepala Sekolah.
            “Selamat Pagi, Pak!”, seru murid-murid serentak. Jantungku pun mulai berdetak dengan kencang karena tidak sabar dengan tema yang akan diberikan.
“Perhatian anak-anak semuanya, mungkin kalian semua sudah tau bahwa hari ini adalah pengumuman tema HUT Kemerdekaan Indonesia. Ya, benar, Bapak membariskan kalian semua dipagi hari ini adalah untuk mengumumkan tema HUT Kemerdekaan Indonesia Tahun ini”, ujar Bapak Kepala Sekolah.
Setelah berhenti untuk beberapa saat, Bapak Kepala Sekolah pun melanjutkan pengumumannya.
“Seperti biasa, dalam menyambut HUT Kemerdekaan Indonesia, kita akan mengadakan perlombaan-perlombaan. Mungkin acara perlombaan tahun lalu sangatlah monoton, jadi tahun ini Bapak dan Pengurus OSIS membuat acara perlombaan dengan tema yang berbeda. Tahun ini kita akan mengadakan perlombaan yang berkaitan dengan sampah. Seperti yang kita ketahui, sampah di negara kita ini sudah terlalu banyak. Maka dari itu,  sebagai generasi penerus Negara ini, kita harus mengembalikan kebersihan dan keasrian lingkungan Indonesia. Oleh karena itu, Bapak dan Pengurus OSIS menetapkan bahwa tema kita untuk tahun ini adalah ‘Merdeka Dari Sampah’ dan apa saja kegiatan yang akan kita laksanakan sudah ditempel di mading sekolah, sekian dari Bapak Terima kasih”,  jelas Bapak Kepala sekolah.
            “Horee! Sepertinya tahun ini banyak lombanya! Apalagi dengan tema yang berbeda, pasti lombanya pun unik dan tidak monoton! Kira-kira lomba apa saja ya?” seru aku gembira
            “Iya, betul juga ya, Merr, ayo kita lihat di mading, biar bisa tahu kegiatan apa saja  yang bisa kita ikuti”, ujar Putri dengan penuh antusias.
            “Ayo!” jawabku sambil menarik tangan Putri dengan semangat yang seperti api yang menyala-nyala.
            “Kegiatan yang akan diadakan adalah panjat pinang, lomba 3R, lomba mengumpulkan sampah, kegiatan belajar membuat kompos, Fashion Show, dan memancing”. ujar Putri sambil membaca. “Hmm, kurasa lombanya sama aja deh, cuma kegiatan memancing, membuat kompos, lomba 3R dan mengumpulkan sampah saja yang berbeda”. lanjut Putri mengomentari pengumuman yang ada.
            “Iya, hampir sama semua kegiatannya dengan tahun lalu, sepertinya akan monoton lagi deh kegiatan tahun ini”, jawabku dengan semangat yang mulai padam.
“Ya sudah, kita nggak usah datang saja tahun ini”, cetusku kecewa.
            “Jangan! Kita tetap harus datang, karena ini tahun terakhir kita di bangku SMP. Lagipula, apa salahnya sih kita mencoba acara tahun ini? Ada kegiatan yang berbeda kok dari tahun lalu”, ujar Putri untuk membangkitkan kembali semangatku.
            “Iya deh, kita datang saja”, jawabku lesu.
            “Nah, gitu dong! Kita kan harus positive thinking, Merr”, dan Putripun memelukku supaya aku kembali semangat.
            Sekolah kami selalu mengadakan kegiatan-kegiatan  yang sama setiap tahunnya. Pada dasarnya, kegiatan tersebut mempunyai manfaat yang positif yang bisa membangkitkan semangat murid-murid. Namun, aku tetap berharap agar ada kegiatan yang berbeda setiap tahunnya, supaya HUT Kemerdekaan RI tahun ini dipenuhi semangat yang menyala-nyala, lomba-lomba yang unik dan beragam, dan yang pastinya hadiah-hadiah yang menarik juga.
            Aku dan Putri pun mulai melangkahkan kaki menuju kelas untuk mengumumkan kegiatan apa saja yang akan kami laksanakan. Karena tahun ini adalah tahun terakhir kami berada di bangku SMP, kami pun berniat untuk membuat kenangan yang berkesan yang tak akan kami lupakan ketika di bangku SMA nanti.
            “Perhatian teman-teman semuanya, karena tahun ini tema HUT Kemerdekaan RI-nya berbeda, maka kegiatan perlombaannya pun ditambah”, jelasku.
            “Apa saja yang ditambah, Merr?” tanya Jono antusias.
            “Yang ditambah itu kegiatan memancing, membuat kompos, lomba 3R, dan mengumpulkan sampah. Ada juga kegiatan yang sama seperti tahun lalu, seperti kegiatan panjat pinang dan Fashion Show. Namun, sepertinya semua kegiatan akan berbeda di tahun ini, karena tema yang diberikanpun berbeda”, tambahku.
            “Teman-teman, seperti yang dijelaskan Putri, memang tahun ini sepertinya acara yang diberikan sangatlah berbeda dengan tahun lalu. Jadi, saya harap kita semua semangat untuk tahun terakhir dibangku SMP ini!”, seru Arief si Ketua Kelas dengan penuh semangat.
            Melihat teman-temanku bersemangat, rasa lesu di hatiku pun mulai sirna. Semangat yang tadinya mulai padam pun kembali menyala-nyala. Benar, teman memang selalu dapat mempengaruhi kita.
            Semuanya kami persiapkan sebelum tanggal 16 Agustus, mulai dari memilih peserta lomba panjat pinang sampai ide mengenai lomba 3R. Untuk fashion show kami tidak mempersiapkannya karena tidak ada tema yang dicatumkan untuk perlombaan ini. Sehingga saat tiba waktunya tanggal 16 Agustus, kamipun sudah matang dengan persiapan-persiapan yang sudah kami buat.
            Kegiatan Pertama adalah lomba Panjat Pinang. Aku mendapati lomba panjat pinang kali ini memang berbeda dari tahun lalu. Jika tahun lalu hanya berlomba untuk memanjat paling cepat, tahun ini ada souvenir-souvenir yang digantung di atas pohon pinang. Pemenangnya adalah yang paling banyak mengambil souvenir tersebut. Yang lebih uniknya, souvenir-souvenir tersebut merupakan buatan tangan yang merupakan hasil daur ulang. Peserta yang mengikuti lomba panjat pinang dari kelas kami ialah Arief, karena ternyata ketua kelas kami yang satu ini pandai sekali memanjat. Dipanjatnya tiang yang sudah dilumuri oli itu secepat kilat, alhasil kami mendapat juara pertama dengan mengumpulkan souvenir terbanyak. Setelah pertandingan Panjat Pinang usai, Arief pun membagi-bagikan souvenir yang telah didapatnya. Karena tak ingin ketinggalan, akupun menghampiri Arief, dan dia memberikanku gantungan kunci berbentuk kelinci yang dibuat dari kain flannel.
            Kegiatan Kedua yaitu Lomba Mengumpulkan Sampah Terbanyak. Pada kegiatan ini kami ditugaskan untuk mengumpulkan sampah di sekitar sekolah sebanyak-banyaknya dalam jangka waktu 30 menit. Setelah waktu habis, sampah yang kami kumpulkan diserahkan kepada panitia acara HUT Kemerdekaan RI dan ditimbang beratnya. Untuk Perlombaan Sampah Terbanyak ini kami menjadi pemenang juara ketiga.
Kegiatan Ketiga ialah Lomba 3R (Reduce,Reuse,Recycle). Pada perlombaan 3R  ini, kami tidak mendapat juara karena masih banyak kelas lain yang memiliki karya yang lebih bagus dan kreatif dibandingkan kelas kami, seperti lampion dari sendok plastik, tas dari tutup botol, bahkan vas dari koran.
            Kegiatan Keempat merupakan Lomba Fashion Show. Perlombaan ini sudah ada dari tahun-tahun sebelumnya. Namun, yang membuatnya berbeda ialah karena pada Fashion Show kali ini panitia tidak mencantumkan tema di awal persiapan. Tema baru diberikan sesaat sebelum perlombaan dimulai. Ternyata tema tahun ini adalah Pakaian Daur Ulang. Di awal perlombaan, kami diberikan barang-barang yang dapat didaur ulang, seperti koran, plastik, dan barang daur ulang lainnya. Tahun ini acara perlombaan memang dibuat begitu unik. Semua perlombaan diseusaikan dengan tema acara, yaitu ‘Merdeka dari Sampah’.
Selanjutnya Merry, Lily, Laras, dan Tasya pun berkerja sama dalam membuat baju bekas. Mereka lebih memilih menggunakan sampah plastik detergen karena lebih kuat dan tahan dibandingkan koran yang lebih mudah sobek. Mereka menambahkan hiasan dari sisa-sisa kain dan mereka membuat tali pinggang dengan mengepang tali rafia yang berwarna-warni. Semua mereka desain sedemikian rupa agar terlihat lebih cantik dan menarik. Coba tebak siapa modelnya! Jelas Aku! Kujalani panggung bak seorang model terkenal dan kamipun terpilih menjadi Juara pertama.
            Kegiatan kelima bukan merupakan kegiatan lomba. Kami diajarkan untuk membuat kompos. Pertama, kami ditugaskan untuk mengumpulkan sampah organik yang ada di tempat sampah organik. Kemudian, sampah tersebut kami potong kecil-kecil dan dicampur dengan dedak hingga rata. Setelah itu, kami masukkan bakteri fermentasi lalu dicampur dengan molase dan air tanah. Air tanah mutlak diperlukan untuk mempertahankan mikroba yang diperlukan bagi kesuburan tanaman. Campuran bahan kimia tersebut dipercikkan kedalam sampah yang bercampur dedak. Kelembaban sampah juga harus dijaga hingga mencapai 40% kandungan air. Setelah selesai, sampah dimasukkan ke dalam tong atau karung selama 5 hari. Setelah fermentasi diperkirakan selesai, kompos telah siap digunakan.
Kami semua sangat antusias dalam mengerjakan setiap instruksi dalam pembuatan kompos ini. Setelah beberapa saat, baru kusadari bahwa murid-murid perempuan tidak merasa jijik terhadap sampah ataupun tanah yang digunakan. Bahkan aku yang punya rasa takut terhadap cacing pun tidak merasa was-was ketika memegang tanah. Semua kami lakukan dengan semangat.
Setelah kegiatan membuat kompos berakhir,  kami hendak mencuci tangan. Namun, kami dihentikan oleh panitia acara HUT Kemerdekaan RI. Dengan alasan menghindari terjadinya desak-desakan akibat berebutan mencuci tangan, kami diarahkan menuju sungai belakang sekolah.
            Ya, ini adalah kegiatan terakhir yaitu Memancing. Itulah alasannya mengapa kami diarahkan menuju sungai tersebut. Kami semua sangat bersemangat. Namun tiba-tiba aku teringat bahwa sungai belakang sekolahku ini tidak ada ikannya. Seketika itu, akupun menghentikan langkahku.
            “Merr, kenapa berhenti?”, tanya Putri.
            “Bukannya sungai belakang sekolah nggak ada ikannya ya?”, tanyaku sambil mengingat-ingat.
            “Iya juga sih, tapi, kita coba kesana saja dulu, siapa tau Panitia Acara ingin memberi kita kejutan lagi. Pasti acara yang satu ini juga unik!”, seru Putri dengan semangat.
            “Iya, bener juga sih, yaudah deh. Ayo kita jalan lagi!”, jawabku kembali bersemangat.
            Ternyata benar yang dikatakan Putri. Panitia Acara memberikan kami kejutan lagi. Untuk kegiatan lomba memancing ini, kami bukannya memancing ikan, melainkan memancing sampah. Kami semua tidak menduga hal ini. Namun, hal baru ini malah semakin menambah antusias kami untuk berlomba.
Panitia Acara membagikan beberapa pancingan kayu dan tanggok ikan. Pancingan kayu digunakan untuk  memancing sampah yang hanyut bersama aliran air sungai, sedangkan tanggok ikan digunakan untuk mengambil sampah yang tersangkut atau berada di pinggiran sungai tidak terlalu dalam. Jadi kami pun berlomba mengumpulkan sampah dengan cara  memancing dan menanggoknya. Karena terlalu menikmati perlombaan tersebut, kamipun tidak menyadari bahwa hari mulai senja. Kami menghentikan kegiatan ini setelah Panitia menginstruksikan untuk kembali berbaris di lapangan.
“Perhatian anak-anak”, sambut Bapak Kepala Sekolah yang sudah terlebih dahulu berada  dilapangan dan bersiap-siap untuk menutup acara hari ini. Kami yang baru tiba pun langsung tertib dan mendengarkan.
“Acara HUT Kemerdekaan RI hari ini Bapak tutup. Hikmah yang bisa kita dapat dari acara ini yaitu, bahwa kita sebagai generasi penerus bangsa, tugas kita bukanlah seperti pahlawan-pahlawan zaman dahulu yang berjuang dengan berperang hingga titik darah penghabisan untuk memerdekakan Negara kita tercinta ini. Namun, tugas kita sebagai penerus bangsa yaitu untuk mempertahankan kemerdekaan yang telah diraih oleh pahlawan kita terdahulu, termasuk merdeka dari sampah. Karena itu, mulai sekarang kita harus menanmkan tekad untuk senantiasa menjaga kebersihan dimanapun kita berada agar tanah air kita yang tercinta ini tetap lestari dan bebas dari sampah-sampah. Semoga hari ini kalian gembira dan belajar banyak dari kegiatan ini. Kesimpulan hari ini, kita harus berani kotor demi mewujudkan kebersihan. Merdeka dari sampah!”, seru Bapak Kepala Sekolah.
            “Merdeka dari Sampah!”, sambut kami semua dengan semangat yang menyala-nyala.
            “Menurutmu, apakah 10-20 tahun lagi Indonesia akan tetap subur seperti ini?”, tanyaku sambil menyikut tangan Putri.
                “Semuanya ada di tangan kita, Merr, tugas kitalah sebagai generasi penerus untuk mempertahankan Indonesia tercinta ini”, jelas Putri sembari menirukan nada bicara Bapak Kepala Sekolah.
            “Pokoknya, aku janji, aku akan menjaga Indonesia ini, Merdeka dari Sampah! Merdeka!”, teriakku sambil melayangkan tinju ke arah langit senja.

Comments

Popular Posts